Halaman Artikel
Jumat (21/3/2025), jalanan Desa Petambakan, Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara masih lengang. Namun di dalam Masjid Nurul Huda Petambakan, tampak ramai dan sayup-sayup terdengar orang-orang mendaras Quran. Tidak kurang dari 50 jamaah pria dan belasan jamaah wanita meramaikan masjid tersebut di malam pertama itikaf.
Beberapa tahun belakangan, paska pandemi, masjid tersebut memang menggelar itikaf warga dimulai sejak dini hari sampai selesai sholat duha. Ibu-ibu takmir masjid pun menyediakan hidangan makan sahur untuk disantap bersama-sama di teras masjid.
Aktivitasnya dimulai den gan sholat malam, kajian dan para jamaah banyak menghabiskan waktu dengan mendaras Quran. Setelah sahur dan sholat subuh berjamaah, juga dilaksanakan kuliah subuh yang diakhiri dengan datangnya waktu duha.
Ustadz Tuslam yang mengisi kajian saat jeda sholat tahajud mengisahkan tentang seorang tukang bangunan yang hendak pensiun, namun oleh majikannya diberikan syarat membangun satu bangunan rumah lagi. Tukang tersebut membangun dengan asal-asalan karena merasa sebentar lagi akan pensiun. Namun di akhir cerita, tukang bangunan tersebut menyesal karena rumah terakhir yang dibangunnya ternyata diberikan majikannya untuk dirinya sebagai hadiah pensiun.
"Jangan sampai kita menyesal seperti tukang bangunan tadi. Pastikan kualitas ibadah kita yang maksimal, tidak asal-asalan, apa lagi di 10 hari terakhir Ramadhan. Sebelum datang penyesalan saat nanti kita berada di akhirat," ujar Tuslam.
Salah satu pengurus takmir masjid Nurul Huda Petambakan Amar Maruf mengatakan kegiatan itikaf warga ini akan berlangsung selama 10 hari terakhir.
"Silakan bagi yang ingin beritikaf terutama dini hari sampai subuh, kami layani dengan sebaik-baiknya," ujar Amar.
Di Petambakan, tidak hanya masjid Nurul Huda saja, namun masjid Abu Bakar As Sidiq komplek Sekolah Islam Terpadu Permata Hati Banjarnegara juga melaksanakan hal serupa, bahkan membuka itikaf penuh 24 jam sehari di dalam masjid.